Tarian Tradisional Korea
Tarian Ganggangsullae
Ganggangsullae (강강술래) atauGanggangsuwollae (강강수월래) adalah sebuah tarian tradisional dari Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan. Ganggangsullae yang disebut juga tarian melingkar adalah tarian yang khusus dipentaskan oleh kaum wanita dengan saling berpegangan tangan membentuk lingkaran dan menyanyi. Pada masa lalu orang Korea menampilkannya sebagai bagian dari ritual untuk memohon panen yang baik dan berlimpah dari dewa.
Tarian ini biasanya dipentaskan pada saat perayaan-perayaan hari raya seperti Jeongwol Daeboreum dan Chuseok di bawah sinar bulan purnama untuk memohon keberkatan dan panen yang melimpah.
Tarian ini biasanya dilakukan di tepi pantai atau di padang rumput, kaum wanita tua dan muda berkumpul dan membentuk lingkaran, saling berpegangan tangan dan menyanyi di bawah sinar bulan purnama. Wanita dengan suara yang paling merdu menyanyi pertama kali dan diikuti oleh penari lain. Mereka menyanyikan lirik lagu Ganggangsullae yang menceritakan tentang kehidupan rakyat di desa dalam mengerjakan aktivitasnya sehari-hari, seperti mengerjakan sawah, mencari ikan, menganyam, memasang genting dan sebagainya.
Nama Ganggangsullae itu sendiri berasal dari lirik yang dinyanyikan berulang-ulang dari lagunya walaupun arti itu sebenarnya tidak diketahui. Tarian ini menggambarkan harmoni, persamaan dan persahabatan antar kaum wanita serta sebagai ekspresi kebebasan dan kegembiraan mereka. Pada awalnya gerakan tari mulai secara perlahan dan lama kelamaan menjadi semakin cepat sehingga tampak terlihat berlari dalam lingkaran.
Tarian Seungmu
Tarian Seungmu (僧舞; 승무) adalah sebuah tarian tradisional Korea yang dipentaskan oleh biksu. Tidak ada bukti tentang kapan tarian ini muncul. Berdasarkan asumsi, tarian ini mungkin berakar dari upacara dan ritual agama Buddha dan dikembangkan menjadi tarian oleh para Gisaeng.Gisaeng merupakan perempuan korea penghibur. Musik istana yang mengiringi tarian ini terdiri dari 8 buah repertoar, yaitu yeombul, dodeuri, taryeong, jajin taryeong, gutgeori,dwit gutgeori, gujeong nori, dan saesanjo.
Banyak orang yang menganggap bahwa Seungmu adalah tarian rakyat Korea yang paling indah. Dilihat dari gerakannya, tarian ini sesungguhnya terdiri dari bagian-bagian yang sangat rumit. Keindahan tarian ini terlihat dari gerakan gemulai sang penari yang menggunakan selendang putih panjang dan kemudian memukul beduk (beobgo) ekspresi yang berbeda-beda pada setiap bagian tariannya. Penari Seungmu memakai tudung putih yang disebutgokkal dengan lengan baju yang panjang yang disebut gasa. Pada saat ini Seungmu tidak lagi menjadi tarian pemujaan Budhha, namun sudah ditarikan oleh para penari profesional. Walaupun begitu, karena sulitnya menarikan Seungmu, hanya sedikit saja orang yang paham tarian ini.
Banyak orang yang menganggap bahwa Seungmu adalah tarian rakyat Korea yang paling indah. Dilihat dari gerakannya, tarian ini sesungguhnya terdiri dari bagian-bagian yang sangat rumit. Keindahan tarian ini terlihat dari gerakan gemulai sang penari yang menggunakan selendang putih panjang dan kemudian memukul beduk (beobgo) ekspresi yang berbeda-beda pada setiap bagian tariannya. Penari Seungmu memakai tudung putih yang disebutgokkal dengan lengan baju yang panjang yang disebut gasa. Pada saat ini Seungmu tidak lagi menjadi tarian pemujaan Budhha, namun sudah ditarikan oleh para penari profesional. Walaupun begitu, karena sulitnya menarikan Seungmu, hanya sedikit saja orang yang paham tarian ini.
Tarian Istana
Tarian istana (궁중무용; Gungjung Muyong) yang dipentaskan di istana ditampilkan oleh para penari profesional untuk tujuan kesenangan dan memiliki karakter yang berbeda dari tarian festival istana atau tarian rakyat yang mengikutsertakan orang-orang untuk menari bersama. Berdasarkan lukisan di makam dinding Goguryeo, dipercaya tarian istana Korea telah ada sejak zaman Tiga Kerajaan.
Tarian rakyat Korea (민속무용) bermula dari berbagai ritual keagamaan dan upacara pemujaan kepada dewata-dewata shamanisme(gut) serta perayaan-perayaan rakyat. Tarian rakyat yang lahir dari peristiwa-peristiwa ini dibentuk dan dipelihara oleh masyarakat sebagai hal yang penting dalam kehidupan mereka. Lama-kelamaan tarian-tarian ini menyatu ke dalam berbagai aktivitas masyarakat selain kegiatan religius seperti untuk hiburan dan kesenian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar